Jakarta – MENTERI Pertahanan RI Prabowo Subianto memberi kesaksian bahwa selama berkerja bersama Presiden Jokowi di dalam Kabinet Indonesia Maju, orang nomor satu di Indonesia itu selalu memikirkan rakyat dan kepentingan nasional. “Setelah masuk kabinet, melihat bagaimana beliau bekerja dan saya yakin niat Beliau baik. Beliau nasionalis, Beliau memikirkan rakyat,” ungkap Prabowo
“Saya saksi, Beliau selalu memikirkan rakyat. Bahwa banyak lobi untuk mendapatkan dukungan Presiden, itu kita harus bekerja. Saya prinsip, ke pimpinan saya harus laporkan apa adanya,” tegasnya. Meski diakui Prabowo, Presiden Jokowi juga memiliki beban karena kehadiran orang-orang di sekeliling dia. “Bahwa pemimpin kadang-kadang ada beban, ada lingkaran yang maksudnya melindungi tapi kadang budaya orang Indonesia, takut memberikan laporan sebenarnya,” lanjut Prabowo sambil menambahkan bahwa kadang-kadang ada orang di lingkaran Presiden yang suka menggiring pemimpin untuk mengambil keputusan.
Hal yang sam juga disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan pemimpin yang tegas dan dekat dengan rakyat. Ini disampaikan Erick bersamaan dengan ulang tahun Presiden Jokowi yang ke-59 setahun yang lalu. “Selamat ulang tahun ke 59 Bapak Presiden Joko Widodo @jokowi. Sosok yang saya kenal tegas, pekerja keras, dan selalu dekat dengan rakyatnya,” kata Erick dalam akun resmi Instragram @erickthohir,. Erick berharap Presiden Jokowi terus diberikan kekuatan dan kesehatan dalam memimpin dan membangun Indonesia.
Dalam kesempatan terpisah, Juru bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, Presiden Joko Widodo terus berkomitmen bekerja melayani rakyat tanpa pamrih dan demokratis. Fadjroel mengatakan tempaan sebagai rakyat kecil, mendorong Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembangunan demi rakyat Indonesia.
Fadjroel menambahkan sejak kekuasaan diorganisasi dari masa ke masa, harapan paling kuat adalah kehadiran pemimpin yang menyatu dengan rakyat. Pemimpin yang bersedia duduk setara dan memperjuangkan nasib rakyat. Menurutnya, sejarah dunia memperlihatkan kenyataan bahwa pemimpin yang bisa menyatu dengan rakyatnya adalah hasil dari tempaan hidup di lingkungan rakyat itu sendiri. Tempaan yang menghasilkan perasaan empati pada kesulitan sesama manusia. (*)