Jayapura, manokwaripos.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin siap melibatkan Persekutuan Gereja-gereja di Tanah Papua (PGGP) dalam mengawal pembangunan di Bumi Cenderawasih.
Hal tersebut disampaikan Staf Wapres, Maskury Abdillah, melalui virtual dalam acara seminar dan konferensi pimpinan-pimpinan gereja di tanah Papua yang diselenggarakan di sebuah hotel di Kota Jayapura.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sejak 15 hingga 17 Februari 2022, itu dihadiri 50 pemimpin gereja se-Papua dan Papua Barat.
Maskury menyebut Konferensi Pemimpin Gereja di Tanah Papua yang diselenggarakan sifatnya penting, lantaran untuk mambahas berbagai persoalan.
“Pertemuan ini penting dilakukan, guna mengetahui, dan mengantisipasi akar masalah, serta memberikan solusi konkret dan rumusan rekomendasi aksi Gereja bagi arah dan pembangunan di Tanah Papua,” kata Maskury.
Selain Wapres Ma’ruf Amin, Presiden Joko Widodo juga memiliki komitmen untuk memajukan Tanah Papua dan mensejahterakan rakyatnya.
“Hal ini dibuktikan dengan Afirmasi Otsus Papua, baik sebelumnya UU No 21 maupun perbaruan pada UU No. 2 Tahun 2021, serta Inpres No. 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, dan Kepres No. 20 Tahun 2020, tentang koordinasi terpadu percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat,” jelasnya.
Kata Maskury, peran Gereja di Papua sangat penting dalam memberikan motivasi serta menyebar kedamaian dan berkontribusi positif dalam pembangunan.
“Sebab Gereja memberikan pelayanan sosial, kemanusiaan, dan kerohanian serta memberikan kontribusi positif melalui sumbangsih pemikiran yang kritik namun konstruktif dalam pembangunan di Papua,” ujanrya.
Ketua PGGP, Hezkia Rollo menambahakan, dirinya sangat mengapresiasi langkah Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mau menggandeng tokoh gereja dalam upaya percepatan pembangunan di Tanah Papua.
“Tuhan ini baik, karena menjadikan seorang Kiyai menjadi Wakil Presiden untuk bersatu dalam satu kesatuan, serta percaya bahwa pembangunan di Papua akan berjalan damai dan sukacita,” kata Hezkia.
Menurutnya, sesuai arahan dari Staf Khusus Wakil Presiden, Maskury Abdillah dalam Konferensi tersebut akan dibuatkan rekomendasi dan dikirimkan ke Presiden dan Wakil Presiden di Jakarta untuk kemudian menjadi pertimbangan keikutsertaan gereja dalam pembangunan di Papua.
“Sehingga harapan kami, kedepannya gereja tidak lagi menjadi penonton saja,” ujarnya.
Selain itu, Ketua PGGP Papua Barat, Shirley F.A Parinussa, menambahakan keseriusan pemerintah pusat dalam hal pembangunan di Papua, utamanya perlu melibatkan Gereja untuk kesejahteraan.
“Kami saat ini memasuki perubahan pembaharuan dan peradaban baru di Papua. pelaksanaan konferensi dan seminar ini merupakan komitmen baru dari semua pemimpin gereja dari 58 dedominasi gereja di Papua.”
“Walaupun ada 2 Provinsi tetapi perjuangan ini tidak terbagi. Kita mau satukan persepsi, dan langkah untuk mengawal pembangunan di Papua dan Papua Barat, sehingga tidak ada lagi air mata dan tangisan atas umat, dan kami siap untuk bertanggung jawab,” jelasnya.
Sumber: papua.tribunnews.com