Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian (tengah) dalam konferensi pers di Kantor BSSN Sawangan, Depok, Senin (7/3/2022).
Jakarta, ManokwariPos.com – Tindakan kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menjadi perhatian warganet akhir-akhir ini.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan bahwa di dunia maya, ada banyak orang yang mengutuk tindakan brutal KKB yang menewaskan warga sipil dan TNI yang sedang bertugas di pedalaman Papua tersebut.
Namun rupanya, banyak juga yang mendukung aksi kekerasan dan upaya separatis dari KKB Papua ini. Hal ini terlihat dari akun-akun di media sosial yang terus melakukan pembelaan kepada KKB Papua dan menyalahkan TNI.
“Dari pantauan kita di ruang siber, separatisme KKB di Papua dibantu baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kita bisa lihat kok trafiknya dari negara mana saja,” kata Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dalam konferensi pers di Kantor BSSN Sawangan, Depok, Senin (7/3/2022).
Dia menambakan serangan dari pendukung KKB Papua masuk kategori serangan siber yang bersifat sosial. “Serangan siber bersifat sosial ini memberikan informasi-informasi hoaks untuk membangkitkan perlawanan dari KKB dan melakukan tindakan separatis,” jelasnya.
Menurut dia, serangan yang bersifat sosial ini perlu diwaspadai karena bisa merusak persatuan bangsa. “Untuk masalah Papua, kita sudah tahu aktornya di luar negeri. Salah satunya Veronica Koman di Australia.
Belum lagi yang ada di Inggris dan negara lainnya,” ungkap Hinsa.
Meskipun pelakunya berada di luar negeri, tetapi informasi hoaks yang disebar di media sosial tidak bagus bagi integritas bangsa.
Karena itu, BSSN akan koordinasi dengan instansi terkait bagaimana mengatasinya.
“Kita akan berkoordinasi dengan Deplu untuk memperkuat diplomasi atau dengan aparat keamanan untuk mengatasi kampanye ini,” tuturnya.
Sebagai negara besar, lanjut Hinsa, kita kita harus berani menyampaikan ke negara-negara lain untuk saling menghormati.
“Walaupun Undang-Undang kita berbeda, tetapi mereka harus hormati negara lain. Tidak etis jika kita terus pelihara orang-orang yang mengancam negara lain,” tegasnya.
Dia menambahkan kampanye separatis Papua di media sosial bisa diatasi dengan meningkatkan wawasan nusantara.
“Wawasan nusantara itu berarti mengerti dan memahami situasi diri dan lingkungan luar. Jadi kita harus memperkuat jati diri bangsa ini dengan nilai-nilai Pancasila,” pungkas Hinsa.
Sumber:Tribun