Ketua Aliansi Peduli PAPEDA Yulianus Dwaa/Dokpri
“Pemekaran untuk Percepatan Pembangunan di Tanah Papua”
Beberapa saat lalu (08-11/03) mahasiswa Papua melakukan demo baik di Jayapura maupun didepan istana negara Jakarta. Tujuan utama dalam demo ini ialah penolakan pemekaran Papua. Hingga kini masih banyak pro dan kontra terkait pemekaran Papua.
Ketua umum Aliansi Peduli Papua Penuh Damai (PAPEDA) Yulianus Dwaa ikut angkat bicara terkait isu ini. Tadi siang (12/03/2022) saat dihubungi lewat via WhatsApp, ia mengatakan pemekaran bagian dari amanat OTSUS dengan tujuan orang Papua menjadi tuan di negerinya. Dengan adanya pemekaran, pertumbuhan dan pengembangan Papua akan lebih baik terlebih pada akses pendidikan, kesehatan dan lain-lainnya akan lebih mudah.
“Pemekaran adalah bagian dari amanat OTSUS pasal 76. Artinya pemekaran harus mengacu pada tujuan OTSUS yaitu orang Papua menjadi tuan di negerinya. Kita tidak boleh alergi dengan pemekaran karena pemekaran sebagai ucapan percepatan pembangunan dan membuka keterisolasian, dengan pemekaran pasti ada pertumbuhan dan pengembangan wilayah pada akses pendidikan, kesehatan dan lain-lainnya lebih muda, bahkan APBD meningkat,” ujar Yulianus Dwaa.
“Tanggungjawab kita para Intelektual yang sekaligus pimpinan OKP memberi pencerahan bagi adik-adik mahasiswa yang masih melihat pemekaran dalam perspektif mobilisasi penduduk dan strategi genosida OAP serta jangan terjebak dalam ego elit-elit kita yang tidak ingin kue kekuasaan mereka dibagi – bagi karena sudah enjoy menikmatinya,” tambahnya.
“Pengalaman Papua Barat menjadi catatan penting agar kita tidak alergi dengan pemekaran. Saya korlap demo penolakan pemekaran Papua Barat tapi buktinya justru dengan pemekaran teman-teman di Papua Barat bisa berkembang. Kesimpulannya, OTSUS harus di maknai sebagai bentuk proteksi orang Papua. Sedangkan pemekaran untuk percepatan pembangunan di Tanah Papua,” tutup ketua Aliansi PAPEDA Yulianus Dwaa.
sumber : kompasiana.com