Puncak Jaya – Polisi akan memburu pelaku penembakan yang menewaskan seorang pengemudi ojek dan melukai satu lainnya di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, kata juru bicara Polri, Rabu (13/4).
Orang yang diduga anggota kelompok separatis menembaki dua pengemudi ojek Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, pada Selasa pagi.
Satu dari mereka, Soleno Lolo, meninggal dunia karena luka tembakan di dada, sementara satu ojek lainnya, Paiwa, mengalami luka di kepala, di kata kepolisian.
“Polri akan bekerja maksimal untuk mengungkap kasus tersebut,” kata juru bicara Polri Kombes Gatot Repli Handoko kepada BenarNews.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyatakan bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
“Kami yang melakukan penembakan itu. Itu aksi TPNPB di bawah pimpinan Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen.
Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen sebagai komandan operasi umum bertanggungjawab atas penembakan itu,” ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom kepada BenarNews.
Menurut Sebby, dua tukang ojek yang ditembak merupakan informan TNI dan Polri, dan mereka bukan tukang ojek biasa.
Juru bicara Operasi Damai Cartenz AKBP Arif Irawan mengatakan kedua korban ditembaki pada jam 10.00 waktu setempat.
“Indikasinya ada jaringannya kelompok bersenjata itu, cuma kelompoknya siapa masih kita selidiki,” ujar Arif, yang mengatakan bahwa polisi melakukan olah tempat kejadian perkara pada Rabu.
Juru bicara Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan polisi saat ini sedang mencari dan mengumpulkan keterangan, petunjuk, barang bukti, untuk kepentingan penyelidikan selanjutnya.
“Personel telah mengamankan barang bukti dan selanjutnya dibawa ke Mapolres Puncak Jaya untuk kepentingan penyelidikan” ujar Kamal.
Jenazah Soleno telah diterbangkan ke Toraja untuk dimakamkan di kampung halamannya itu, kata Kamal. Sedangkan Paiwa sudah dievakuasi ke Timika untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Sebby mengatakan Tingginambut adalah wilayah perang dan TPNPB sudah melarang warga non-Papua untuk beraktivitas di situ.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri juga menduga pelaku penembakan ini adalah kelompok bersenjata dibawah komando Goliath Tabuni.
“Markas besar mereka di situ (Puncak Jaya). Namun sejak 2012 mereka geser ke Puncak dan Timika tapi mereka masih ada di sana,” kata Fakhiri.
Fakhiri mengatakan kecil kemungkinan pelakunya adalah kelompok bersenjata dari wilayah lain.
Numbuk Telenggen, anggota TPNPB yang bergabung dengan kelompok Lekagak Telenggen, menuding banyak tukang ojek yang bekerja di Puncak dan Puncak Jaya menjadi informan otoritas keamanan, bahkan ada yang sebenarnya anggota TNI aktif.
Numbuk sendiri mengaku bersama anggota TPNPB lainnya pernah menembak tukang ojek bernama Udin pada bulan April tahun 2021.
Menurut Numbuk, Udin adalah anggota TNI yang menyamar sebagai tukang ojek.
“Kami tembak di Kampung Eromaga, Puncak. Kami tahu dia anggota TNI. Sudah lama kami pantau,” kata Numbuk.
Numbuk mengaku TPNPB memiliki data sejumlah aparat keamanan di wilayah Ilaga dan Beoga (Kabupaten Puncak), Hitadipa (Kabupaten Intan Jaya), Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Lany Jaya yang menyamar menjadi tukang ojek.
“Apabila mereka, TNI dan Polri mencari alasan apa pun, itu tidak benar. Pengojek di daerah yang saya sebutkan itu, hampir semua pengojek kami tahu siapa mereka,” kata Numbuk.
Pemerintah Indonesia menyiapkan langkah strategis atas kekerasan bersenjata di Papua yang meningkat belakangan ini dengan melakukan upaya khusus dalam penanganannya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin, melalui pernyataan persnya di website wapresri.go.id, mengatakan pemerintah akan mengubah strategi dalam menghadapi kelompok bersenjata di Papua khususnya dalam menjaga keamanan masyarakat.
“Harus ada perubahan strategi dalam mengawal masyarakat, supaya mereka tidak menjadi korban,” kata Ma’ruf pada Selasa (12/4) di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Menurut Wapres, strategi baru terkait pembangunan kesejahteraan di Papua saat ini sedang dirumuskan dan dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD dengan berbagai pihak yang terkait, seperti Panglima TNI, Kapolri dan BIN.
“Untuk membuat langkah-langkah ke depan agar masyarakat aman dan pembangunan kesejahteraan Papua tidak terganggu,” kata dia.
Sumber : benarnews.org