manokwaripos.com – Tindakan brutal kembali dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua dengan membakar sebuah mes karyawan PT. Martha Tunggal Teknik (MTT) di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat 22 April 2022. Berdasarkan identifikasi dari Polda Papua didapatkan informasi bahwa pelalu penebar teror dengan melakukan pembakaran bangunan tersebut merupakan kelompok pimpinan Luki Murib. Berdasarkan hasil penyisiran disebutkan bahwa pelaku kemudian melarikan diri ke arah bukit ular. Dalam aksi tersebut tidak terdapat korban jiwa, namun bangunan ludes terbakar.
Sebelumnya Pernah Diserang
Diketahui bahwa mes PT MTT telah kosong ditinggalkan oleh karyawannya setelah sebelumnya sempat terjadi penyerangan oleh kelompok separatis terhadap karyawan bernama Glen Sumampauw pada 19 Februari 2022. Selain menyerang karyawan PT. MTT, kelompok separatis tersebut juga melalukan aksi teror dengan membakar rumah warga.
Saat itu, kebakaran rumah dilaporkan oleh seorang karyawan PT. MTT ke personel Polres Puncak setelah melihat kelompok separatis berlari-lari di jembatan kali Ilame sambil memegang tiga pucuk senjata. Sementara, korban yang ditembak diserang di dekat Tugu Kampung Kago saat sedang berkendara menuju Kampung Kago. Korban tiba-tiba dicegat, pelaku berdalih hendak meminjam korek api untuk membakar rokok, namun kemudian melakukan penembakan. Pelaku kemudian kabur ke arah Tower Telkomsel, Kampung Nipurolame Distrik Ilaga, sementara korban dievakuasi menuju puskesmas Ilaga.
Mirisnya, di hari yang sama kelompok separatis tersebut juga diketahui menunjukkan eksistensinya dengan menembaki anggota Paskhas yang berada di Bandara Aminggar Ilaga, Kabupaten Puncak.
Menyerang Personel Satgas Damai Cartenz dan Membakar Rumah
Berdasarkan informasi dari pemberitaan media. Selain melakukan pembakaran bangunan mes, di tempat lain kelompok separatis juga menunjukkan eksistensi dan menebar teror dengan melakukan penyerangan serta penembakan dalam jarak yang cukup dekat terhadap anggota Satgas Damai Cartenz serta membakar rumah warga. Berdasarkan kronologi, diketahui bahwa pada Jumat siang 22 April 2022 saat personel melakukan patroli rutin tiba-tiba diserang dan menyebabkan kendaraan patroli rusak. Dalam insiden tersebut seluruh personel selamat, namun dampak pembakaran rumah menyebabkan warga ketakutan dan memilih mengungsi ke Polres Puncak.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Kombes Faizal Ramadhani, dalam keteranganya mengatakan bahwa pelaku penembakan berasal dari kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya. Tercatat, total 29 bekas tembakan yang tertinggal di kendaraan roda empat yang digunakan personel Operasi Damai Cartenz, termasuk bekas tembakan di salah satu ban. Kelompok separatis di Nduga diduga sudah semakin terjepit dan panik karena mereka melakukan serangan secara sporadis kepada personel keamanan yang jumlahnya sedikit.
Kontak Tembak di Ilaga Puncak
Kabar terbaru, di Ilaga Kabupaten Puncak juga telah terjadi kontak tembak namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Kelompok separatis hanya mencari-cari masalah, ketika direspon atau dibalas justru langsung kabur. Lokasi aksi dilakukan di sebuah bengkel yang sebelumnya pernah dibakar oleh kelompok tersebut. Dalam kejadian tersebut terdapat 6 kali tembakan hingga mengenai sebelah kiri mobil. Ketika direspon atau dibalas, mereka melarikan diri. Secara tersirat, mereka seperti ingin menstimulus membuat kekacauan namun posisi perusahaan atau bengkel lebih ke arah luar kota dan lokasinya juga sudah kosong. Kendaraan didalmnya juga sudah dialihkan dan mereka membakar di lokasi yang tak ada apa-apa. Kontak senjata terjadi sekitar 10 menit dan setelah dibalas oleh anggota Polisi, kelompok tersebut langsung kabur.
Mendukung Langkah Tegas dan Taktis, Berantas Kelompok Separatis!
Untuk kesekian kalinya tulisan ini dibuat dengan penuh harapan serta keyakinan terhadap segenap pihak aparat di negara Indonesia. Agar terus bertindak secara progresif serta menerapkan berbagai kebijakan dalam upaya memberantas keberadaan kelompok separatis dan teroris di Papua yang keberadaanya semakin mengkhawatirkan masyarakat, membuat trauma anak-anak, hingga menurunkan kepercayaan dan rasa aman terhadap warga pendatang yang secara tidak langsung akan berimbas pada geliat perekonomian masyarakat Papua.
Secara konteks, tindakan kriminal oleh Kelompok separatis dan teroris di Papua memiliki berbagai ragam motif. Selain balas dendam, tindakan tersebut juga terdorong oleh alasan finansial untuk mendapatkan tebusan atau upaya untuk memperkuat jaringan kelompok mereka dengan membunuh serta merampas senjata dari aparat TNI-Polri. Dari kejadian dan fenomena-fenomena sebelumnya, tak bisa ditampik terdapat kemungkinan bahwa kelompok separatis tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan politik, misalnya akibat kegagalan dalam kontestasi politik di tingkat lokal ataupun kepentingan ekonomi politik dalam pemanfaatan kekayaan sumber daya alam di bumi cenderawasih.
Kondisi saat ini rasa saling curiga antara orang asli Papua dan masyarakat pendatang begitu buruk. Dalam perspektif kelompok separatis dan teroris, masyarakat pendatang merupakan mata-mata aparat keamanan. Sementara di mata aparat, orang hitam yang berambut keriting dianggap kelompok separatis. Hal tersebut menjadi berbahaya karena bisa salah tangkap atau salah tembak. Korban akan terus berjatuhan, sehingga situasi tersebut harus segera diputus.
Persoalan kelompok separatis yang telah berlangsung selama puluhan tahun perlu diurai secara sinergis antara TNI-Polri dengan pemerintah daerah. Bentuk-bentuk operasi militer seperti yang sekarang terjadi di wilayah rentan konflik, tidak perlu diperluas hingga wilayah kabupaten lain. Ada baiknya jika pimpinan TNI-Polri dapat berkomunikasi dan bekerja sama secara sinergis dengan kepala daerah dalam upaya penyelesaian.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Suku Keerom, Herman Yoku secara tegas menyatakan sikap mendukung segala kebijakan pemerintah pusat. Menurutnya, apa yang direncanakan pemerintah merupakan langkah terbaik untuk Papua, sehingga jangan sampai ada yang membantah. Segelintir orang yang melawan negara dengan membawa nama rakyat Papua tidak boleh diterima begitu saja sebagai aspirasi warga Papua. Ditegaskan bahwa aksi yang selama ini dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Komite Nasional Papua Barat (KNPB), dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), tidak mewakili suara masyarakat di Papua. Mereka adalah kelompok yang ingin mengacaukan keamanan di Papua. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat di Papua diminta untuk bergandeng tangan membangun demi kesejahteraan. Otsus dan DOB itu untuk masyarakat, dan kebijakan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah bagi orang Papua.
___
Agus Kosek
(Pemerhati Masalah Papua)