manokwaripos.com – Sebuah kabar datang dari postingan sejumlah akun di media sosial Facebook perihal tewasnya pimpinan kelompok separatis Kabupaten Puncak Papua bernama Iteminus Lucky Murib. Ia dikabarkan meninggal setelah terlibat dalam kontak senjata dengan aparat TNI-Polri saat kelompoknya sedang melakukan aksi gangguan keamanan di sekitar wilayah Kabupaten Puncak. Dalam kejadian tersebut, tak hanya Lucky Murib yang menjadi korban tewas, terdapat dua anggota lainnya, dimana salah satunya bernama Yawe Badaki Kogoya. Selain itu juga terdapat 2 anggota dari kelompoknya yang mengalamai luka-luka.
Hingga tulisan ini dimuat, belum terdapat informasi resmi dari pihak yang bersangkutan. Namun, sebuah akun Facebook Bernama NM NM membagikan informasi kepada grup publik bernama Willem Wandik, SE., M., Si For 01 Papua 2023 yang diperkirakan merupakan grup pendukung Bupati Puncak Willem Wandik. Dalam informasi tersebut disebutkan bahwa pada Minggu 24 April 2022 telah terjadi baku tembak antara TPNPB OPM dan TNI-Polri pukul 02:07 WIT di jalan Beoga Eromaga Puncak Papua. Disebutkan bahwa dalam kontak senjata tersebut terdapat korban tewas atas nama Lucky Murib.
Bermula Aksi Balas Dendam
Sejumlah informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan bahwa serangkaian aksi kontak senjata yang terjadi sejak tanggal 22 April 2022 lalu di wilayah Ilaga Puncak Papua diperkirakan tak sekedar aksi gangguan keamanan terhadap aparat maupun masyarakat sekitar sebagai bentuk eksistensi kelompok separatis. Namun, kejadian tersebut lebih mengarah pada aksi balas dendam oleh kelompok separatis pasca terjadinya penembakan terhadap sejumlah rekan atau anggotanya oleh aparat TNI-Polri.
Untuk diketahui, bahwa dalam beberapa waktu terakhir terdapat tindakan tegas dari TNI-Polri terhadap anggota kelompok separatis. Diantaranya terhadap Tony Tabuni pada tanggal 29 Maret 2022 di Kabupaten Nabire dan Atieu Kogoya alias Minggen Telenggen pada 3 April 2022 di Kabupaten Puncak. Selain itu, aparat TNI-Polri kemudian juga berhasil menangkap 2 anggota kelompok separatis Puncak pimpinan Lucky Murib atas nama Meleo Tabuni dan Yuli Tabuni pada 17 April 2022. Hingga kemudian, Lucky Murib sendiri yang akhirnya menjadi korban dari kontak senjata dengan aparat.
Mewaspadai Aksi Lanjutan
Sejauh pengamatan dari pergerakan kelompok separatis di Papua selama beberapa tahun terakhir. Dilihat dari tabiat anggota kelompok tersebut, lebih kental dengan sifat emosional. Meskipun begitu, sedikit keunggulan yang dimiliki kubu kelompok tersebut adalah penguasaan wilayah. Salah satu faktor kemenangan sebuah peperangan adalah perihal posisi. Namun dalam hal strategi, masih jauh dari kapasitas dari istilah nama yang mereka nyatakan sendiri. Pun dalam hal pergerakan, mereka tunduk pada komando orang yang dipercaya. Dalam kasus ini, terlebih korbannya merupakan pimpinannya sendiri yang sebelumnya menjadi panutan dalam mengarahkan strategi atau pergerakan. Bagaikan ayam kehilangan induknya.
Merespon hal tersebut, Pihak aparat TNI-Polri beserta jajarannya agar tidak bersikap jumawa, namun justru bersikap waspada. Karena dikhawatirkan adanya informasi perihal tewasnya Lucky Murib akan memicu tindakan emosional anggota lainnya. Sehingga sikap siaga perlu dilaksanakan guna mengantisipasi adanya aksi lanjutan dari kelompok orang pegunungan tersebut.
Sikap siaga dan waspada juga harus bisa disosialisasikan kepada masyarakat pendatang, utamanya yang berprofesi sebagai tukang ojek. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir kelompok separatis termasuk pimpinan Lucky Murib menyerang tukang ojek hingga tewas karena dituduh sebagai aparat.
Menjadi harapan bersama bahwa adanya serangkaian kejadian yang terjadi hingga menimbulkan korban dari pihak manapun menjadi sebuah refleksi bahwa kekerasan bukanlah jalan akhir dari sebuah visi misi suatu kelompok. Pemerintah Indonesia dengan segala upaya dan kebijakannya hingga kini terus berupaya memajukan wilayah serta masyarakat di Papua. Isu pemisahan diri atau memerdekakan diri hanyalah kepentingan pihak tertentu. Mari berbenah, mari berubah.
Pada akhirnya, Papua Maju dan damai adalah impian sesungguhnya bagi setiap masyarakat yang mendiami.
__
Agus Kosek
(Pemerhati Masalah Papua)