Papua, manokwaripos.com – Tokoh Adat Papua, Yanto Eluay turut mengomentari teror keji Kelompok Separatis Teroris Papua ( KSTP ) yang membunuh belasan warga sipil di Kabupaten Nduga termasuk satu pekerja tambang di Yahukimo Sabtu (16/7/2022) lalu.
Yanto Eluay saat ditemui menyebutkan bahwa KSTP sejatinya adalah juga anak adat Papua wilayah Pegunungan dan harusnya tidak melakukan tindakan keji dan tidak manusiawi terhadap warga sipil.
“Kami sebagai tokoh adat di Papua, sangat menyayangkan dan prihatin sekaligus mengecam keras atas peristiwa yang terjadi dan terus berulang. Kami juga turut berbela sungkawa mendalam semoga keluarga diberikan ketabahan. Apa pun alasannya dan dimana pun lokasinya, jika anak adat melakukan tindakan tidak manusiawi dan brutal bukan hanya oleh KSTP tapi siapa pun anak adat Papua yang melakukan aksi keji maka kami kecam itu,” ucapnya kepada wartawan, Minggu (24/7/2022).
Pihaknya sangat berharap agar kejadian yang mengorbankan warga sipil tidak berdosa tidak terulang lagi. Kelompok yang masih berseberangan idiologi hendaknya melakukan kegiatan yang lebih bermartabat.
“Bagi saudara-saudara kami yang berbeda pemikiran atau yang tidak mengakui status politik Papua dalam NKRI untuk menyikapi itu dengan cara-cara yang bermartabat. Ada organisasi-organisasi ada faksi-faksi yang melakukan perjuangan itu, agar menyampaikan juga kepada KSTP agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan,”tegasnya.
Dia juga berharap kiranya pemerintah dan aparat keamanan di wilayah rawan untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dan mampu memberikan deteksi agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
“Kepada saudara-saudara kami yang mencari hidup di kabupaten-kabupaten Pegunungan, kiranya tetap waspada atas segala kemungkinan yang terjadi. Kepada pemerintah daerah dan aparat keamanan di sana juga kiranya bisa mendeteksi dan memberikan keamanan bagi saudara-saudara kami di sana,”ujarnya.
Terkait motif pembunuhan warga sipil, Yanto menyebut jika aksi-aksi KSTP hingga mengakibatkan korban jiwa dari warga sipil adalah atas faktor ekonomi dan bukan karena gerakan Papua Merdeka.
“Kalau kita ikuti beberapa peristiwa, itu erat kaitannya bermotif ekonomi. Seperti peristiwa kebanyakan korbannya pedagang atau pekerja tambang, ini bermotif ekonomi. Masyarakat pada kondisi ini hidup susah, jadi mereka melakukan begitu,”katanya.
“Saya pertegas bahwa aksi-aksi KKB ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah, baik soal Otsus Jilid 2 atau Daerah Pemekaran Baru (DOB). Jangan dikait-kaitkan. Jangan juga ini dikaitkan dengan gerakan Papua Merdeka. Karena saya melihat ini berkaitan dengan ekonomi, jadi apa yang mereka lakukan untuk menakut-nakuti rakyat, dan akhirnya apa yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan,”sambungnya.
Dikatakan, dengan melakukan aksi-aksi, maka KSTP akan mendapatkan sesuatu (uang) seperti aksi-aksi teror di Nduga dan Yahukimo hingga banyak yang menjadi korban.Menurutnya bisa saja dengan aksi-aksi tersebut mereka mendapatkan keuntungan ekonomi.
“Saya sampaikan cara-cara seperti ini yang tidak manusiawi jangan dilakukan, kita sebagai masyarakat adat hendaknya melakukan cara-cara yang bermartabat dan menjaga jati diri masyarakat adat, agar kita dihargai dan dihormati sebagai sesama manusia, bukan lalu membunuh masyarakat yang tidak berdosa dan hanya ingin mencari hidup disana,” bebernya.
“Sekali lagi, saya pertegas bahwa jangan kita mengait-ngaitkan kejadian-kejadian yang terjadi khususnya di Pegunungan dikait-kaitkan dengan penolakan kebijakan pemerintah, ini menurut kami adalah bermotif ekonomi,” tegasnya.
Sumber: daerah.sindonews.com