Papua, manokwaripos.com – Kementerian Sosial menyiapkan pasokan umbi-umbian untuk menangani bencana kelaparan akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengatakan mendapat permintaan dari Kapolres Lanny Jaya agar tidak hanya mengirimi beras, tetapi juga umbi-umbian.
“Kemarin ada telepon dari Pak Kapolres minta dibantu bukan hanya beras tapi umbi-umbian. Tapi itu belinya (umbi-umbian) di Wamena, nanti dikirim ke Lanny Jaya.,” ujar Risma di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2022.
Risma berujar Kemensos akan terus menyuplai bantuan selama bencana kelaparan akibat gagal panen masih berlangsung. “Nah masukan dari pak Kapolres sangat bagus, mungkin masyarakat sana tidak familiar makan nasi, itu bagus sekali. Masukan itu lagi kita siapkan dari Wamena, untuk umbi-umbian tadi, ketela, untuk kita kirim ke sana,” kata dia.
Selain bahan makanan, Risma berujar telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, makanan anak, pakaian dewasa laki-laki dan perempuan, pakaian anak, selimut, dan tenda di beberapa tempat untuk warga Kabupaten Lanny Jaya. Pengiriman bantuan dilakukan sebanyak empat kali, karena keterbatasan oleh alat transportasi.
Sementara telah terdistribusi pada 8 Agustus 2022 bantuan tahap kedua yakni 2.000 paket makanan siap saji, 2,8 ton beras, 500 potong pakaian anak, 500 potong pakaian dewasa dan 1.000 lembar selimut. Mensos juga memerintahkan jajarannya untuk membangun lumbung sosial di Kabupatem Boven Digoel, Nabire, Puncak Jaya, Wamena, Jaya Wijaya, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo agar cepat menjangkau wilayah yang membutuhkan bantuan.
Selama penyaluran bantuan, Risma mempelajari kondisi di lokasi agar dapat membuat program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Lanny Jaya. Seperti diketahui, sejak Juni 2022, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, dilanda cuaca ekstrem berupa fenomena embun beku. Terdapat tiga kampung yang terdampak, yakni Kuyawage, Luarem, dan Jugu Nomba. Fenomena embun beku tersebut menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Tercatat ada 56 lahan perkebunan ubi dan sayur rusak dan 548 Kepala Keluarga atau 2.740 jiwa berpotensi mengalami kesulitan pangan.
Sumber: tempo.co