Papua, manokwaripos.com – Bagi masyarakat Kampung Reni, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, program Tol Laut menjawab kesulitan transportasi yang telah dialami puluhan tahun lamanya.
Program Tol Laut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang mendiami pulau terluar Indonesia di wilayah Provinsi Papua Barat.
Kampung Reni, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kampung pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga Palau. Menjangkau Kampung Reni dari Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat, harus menggunakan speedboat yang dicarter dengan biaya puluhan juta.
Masyarakat kampung Reni seluruhnya adalah nelayan sehingga mereka menggunakan perahu mesin atau longboat pribadi untuk menjangkau ibukota Kabupaten guna membeli kebutuhan hidup maupun menjual hasil perikanan. Biaya perjalanan dengan menggunakan perahu mesin pribadi pun tinggi sebab harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli bahan bakar minyak atau (BBM)
Kesulitan transportasi tersebut terjawab sudah di masa pemerintah Presiden Jokowi. Kapal Sabuk Nusantara Lima program Tol Laut dihadirkan untuk melayani masyarakat Kampung Reni maupun seluruh wilayah Kepulauan Ayau dengan biaya yang murah. “Masa pemerintahan Presiden Jokowi, baru kami masyarakat Kepulauan Ayau wilayah perbatasan dengan negara tetangga Palau menikmati transportasi umum dengan biaya murah,” ungkap Kepala Kampung Reni, Astus Sarwa.
Diakuinya, kapal Sabuk Nusantara Lima program Tol Laut sandar langsung di pelabuhan Kampung Reni untuk melayani masyarakat dengan biaya tiket murah yakni Rp20.000 per penumpang. Bukan hanya Kampung Reni saja, tetapi kapal Sabuk Nusantara Lima melayani transportasi umum masyarakat seluruh kampung di Kepulauan Ayau.
Ia menyampaikan bahwa meskipun kapal tol laut tersebut hanya dua kali dalam sebulan sandar di pelabuhan Kampung Reni, namun sangat membantu aktivitas perekonomian masyarakat setempat.
Masyarakat dengan biaya murah dapat menjangkau kota Waisai ibukota kabupaten Raja Ampat maupun Kota Sorong untuk menjual hasil produk perikanan maupun membeli kebutuhan pokok sehari-hari. “Dengan adanya kapal Tol Laut kami merasa tertolong karena tidak perlu lagi memakai perahu mesin pribadi dengan biaya BBM yang tinggi untuk menjangkau wilayah kota,” cetus Astus.
Astus menceritakan bahwa sebelum ada program Tol Laut masyarakat setempat sangat sulit menjangkau wilayah kota. Apalagi saat musim gelombang, masyarakat harus berjuang melewati ombak agar bisa menjangkau wilayah kota. Menggunakan perahu mesin kecil dari wilayah Kepulauan Ayau menuju ke Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat, melewati lautan bebas dan saat musim angin selatan nyawa taruhannya. “Kami bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi sebab program Tol Laut mengatasi kesulitan transportasi kami di wilayah kepulauan perbatasan ini,” paparnya.
Kampung Reni dengan jumlah penduduk 439 jiwa dari 118 kepala keluarga merasa bangga menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kami berharap Kemerdekaan Republik Indonesia yang kini berusia 77 tahun, pemerintah terus memberikan perhatian bagi kami di wilayah perbatasan Indonesia ini,” urai Astus.
Sumber: pilar.id