Oleh: Silvia. A. Pamungkas )*
Negara Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya terdapat bermacam-macam identitas dan budaya. Warganya memiliki suku dan ras yang berbeda namun dipersatukan oleh Pancasila. Pancasila tidak menghilangkan identitas, justru dengan adanya perbedaan itu, kemudian sama-sama meleburkan diri jadi satu. Identitas harus dikelola agar tidak digunakan untuk adu domba dan tidak dipakai untuk memecah belah terutama menjelang pesta demokrasi 2024.
Maka, hal itulah yang harus terus didorong dan digaungkan kepada masyarakat, bahwa pentingnya mengelola identitas agar masyarakat tak mudah disetir dan diadu domba apalagi di tahun politik saat ini.
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Diten Politik dan PUM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Bina Ideologi Karakter dan Wawasan Kebangsaan gelar kegiatan webinar dengan tema Pentingnya penguatan nilai-nilai sejarah dalam rangka mewujudkan Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024 yang damai dan harmonis.
Kegiatan tersebut dipandu oleh Apriliannita Putri dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube ‘Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri agar mencapai partisipasi yang lebih luas dan transparansi informasi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan, Ditjen Politik dan PUM Kemendagri, Drajat Wisnu Setyawan mewakili Plh Direktur Jenderal Politik dan PUM Kemendagri memimpin webinar sekaligus membuka webinar secara resmi.
Dalam sambutannya, Drajat menekankan pentingnya pemahaman sejarah kebangsaan sebagai landasan identitas bagi masyarakat Indonesia. Sejarah, sebagai guru bagi generasi masa kini, mengandung nilai-nilai luhur yang dapat membimbing perilaku dan sikap positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya Drajat juga mengingatkan akan relevansi pemahaman sejarah dalam menghadapi tantangan politik, terutama menjelang Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024. Drajat mencermati potensi dinamika politik identitas dan segregasi sosial yang dapat memecah belah Bangsa.
Melalui pemahaman yang baik terhadap sejarah, masyarakat diharapkan dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, menghormati perjuangan pendahulu, serta menciptakan suasana demokrasi yang aman dan harmonis. Drajat juga menyampaikan harapannya mengenai webinar ini agar menjadi wadah untuk memperkuat nilai-nilai sejarah kebangsaan, baik dalam konteks nasional maupun lokal. Dengan demikian, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap identitas Bangsa dan dapat menciptakan Pemilu dan Pilkada Serentak yang damai, menghormati keberagaman, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, maju, dan bermartabat. tutupnya.
Disisi lain, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto melakukan courtesy call atau kunjungan kehormatan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Markas Besar (Mabes) Polri. Agus mengatakan kedatangannya merupakan agenda silaturahmi ke instansi-instansi setelah dilantik sebagai Panglima. Ada beberapa hal dibahas terutama sinergitas pemilu damai. Pihaknya telah membuat deklarasi pemilu damai, patroli bersama babinsa dan bhabinkamtibmas sampai ke level polres dan polda, dengan tujuannya agar Pemilu 2024 lancar dan kondusif.
Kapolri Jenderal Listyo mengatakan kegiatan pertemuan dengan Panglima TNI dalam rangka untuk terus memperkuat sinergitas TNI-Polri. Terlebih, kata Kapolri, saat ini tengah ada berbagai macam tugas yang dihadapi. Salah satunya, terkait pengawalan agar pemilu berjalan aman, lancar, dan damai. Sehingga, ada beberapa hal yang perlu dibicarakan di tengah isu masalah ketidaknetralan, namun di sisi lain Polri bersama TNI harus turun di lapangan untuk memastikan yang namanya kegiatan tahapan pemilu, distribusinya, pelaksanaan kampanye sampai kegiatan di TPS, pengawalan rekap berjalan aman dan damai, di tengah perbedaan pendapat dan pilihan.
Selain pemilu, Mantan Kabareskrim Polri ini juga mengaku sempat membahas terkait bencana banjir bersama Panglima TNI. Pasalnya, saat ini tengah memasuki musim hujan dan hujan ekstrem. TNI-Polri dipastikan hadir sebagai representasi negara.
Dengan sikap proaktif dan bijaksana, Polres Inhu bersama seluruh elemen masyarakat meluncurkan Deklarasi Pemilu Damai 2024. Tujuannya, memastikan Pemilu di Kabupaten Inhu berlangsung aman, tertib, netral, dan terjaga. Menurut Kapolres Inhu, keberhasilan penegakan hukum adalah prestasi, namun mencegah kejahatan dan konflik merupakan kemuliaan.
Ada 5 faktor penentu dalam mewujudkan Pemilu damai 2024, pertama, penyelenggaraan Pemilu harus berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan, kedua, penyelenggara Pemilu harus memiliki integritas dan profesionalitas agar terbangunnya public trust. Ketiga, warga yang memiliki hak pilih menjadi pemilih berdaulat, menjadi pemilih cerdas, memilih dengan pertimbangan rasional, bukan emosional, apalagi politik transaksional.
Keempat, peserta Pemilu taat pada aturan yang telah ditentukan perundangan. Sejatinya Pemilu harus dimaknai bukan sekedar untuk merebut atau meraih kekuasaan, namun momentum untuk menyampaikan visi-misi, ide, gagasan. Terakhir, media informasi yang netral dan edukatif. Keberadaan media harus dioptimalkan sebagai sarana informatif, edukatif, dan advokatif dengan menyebarkan informasi yang positif.
Bupati Inhu, Rezita Meylani Yopi, memberikan dukungan penuh terhadap deklarasi damai sebagai sinergitas untuk mensukseskan Pemilu serentak 2024 pada 14 Februari mendatang. Pentingnya perhelatan demokrasi ini diakui oleh Ketua KPU Inhu, Yenni Meirida, yang menyebut kegiatan ini sebagai momentum penting.
)* Penulis adalah tim redaksi Saptalika Jr. Media